Di Desak-desak

Kawan pembaca yang budiman, saya kembali ingin menuliskan semangat kegembiraan di raut wajah kita. walaupun di berita pada saat ini banyak sekali menampilkan bencana baik itu banjir di ibukota, gempa di Mentawai, dan gunung meletuh di Merapi, berasa semua didesak.

Tuhan telah memberikan kita banyak sekali pemahaman tentang hidup. Sekiranya yang sering terucap bahwa hidup itu membuat oranglain bahagia, setidaknya berguna bagi orang lain walaupun hanya memberikan senyum pada orang lain.

Kini bukan lagi menjadi hal yang asing melihat banyak orang gila berkeliaran, orang miskin bertebaran, orang depresi hidup ditengah keributan kota, memang tidak dipungkiri hidup sulit, namun jangan dibuat sulit. Desakan inilah yang saya maksudnya daritadi. Setiap orang pasti memiliki masalah, tidak terlepas dia seorang presiden sampai seorang penggali kubur. Masalah akan terus menghampiri, baik itu hanya dalam batin hingga dalam scope internasional.

Banyak orang mengetahui bahwa orang-orang media, polisi, tentara, hidup dibawah tekanan. Desakan hati yang terus menerus menguras tenaga dan hati kita. Namun itulah mereka yang berjuang demi bangsa. Mereka tidak mengeluh bahkan mereka senang bisa mendapat penghargaan untuk menikmati desakan tersebut. Mengapa? Karena mereka akan merasa puas bila melewatinya, keinginan diri sendiri terbayarkan.

Kita bisa becermin dari profesi di atas, atau bahkan ada profesi lain yang tidak terpikirkan oleh saya. Semua itu dilakukan dengan semangat dan tentunya Percaya Diri (PD). Belum lama ini saya bertemu dengan orangtua yang sungguh prihatin saya melihatnya. Namun ternyata dibalik semua itu dia justru merasa senang diluar dugaan. Orang tersebut pernah mengalami penyumbatan darah di jari tangannya sehingga dia perlu di amputasi, dan belum lama kemarin (februari) anak sulung laki-laki genap berusia 20tahun harus berpisah dengan jasadnya. Desakan hati yang sangat berat bagi ayahnya. Beliau hampir tidak bergairah selama tiga bulan, begitu ceritanya. Desakan tersebut membuat depresi yang mendalam, namun untungnya bapak ini kembali bangkit. mengingat anak istrinya akan makan apa bila begini terus. Akhirnya kini usahanya dijalankan kembali dan semakin baik.

Cerita ini memang tidak lengkap namun saya ingin memberikan gambaran sedikit, bahwa desakan itu memang tidak enak tapi perlu. Pernah lihat golok jika saat di asah tidak ditekan apakah mungkin bisa memotong kelapa? Sebuah samurai saja dikatakan sangat tajam perlu adanya tekanan demi tekanan demi terwujudnya samurai yang berkualitas. Jadi desakan bukanlah hal buruk.

Desakan ini yang akan membawa kita lebih baik, seseorang tidak akan bertindak maksimal sebelum ditekan/didesak oleh sesuatu. Sudah banyak faktanya, kita akan cepat memutar otak agar bisa sampai ke kantor tepat waktu, kita akan mencari makanan bila sangat lapar, dan masih banyak hal sederhana lainnya.

Jadi, kini jadikan desakan bukan lagi hal yang tidak asik, namun jadikan itu sebagai anak tangga untuk kehidupan yang lebih layak. Ingatlah tuhan tidak akan memberikan sebuah ujian jika umatnya tidak mampu mengatasinya, jadi kenapa harus takut? Karena setelah melewati itu, kegembiraan akan tumbuh kian semerbak bagai bunga melebarkan mahkotanya.


Salam Senyum,
Freddy Yakob

Postingan Populer