Antusias Tinggi

Kawan pembaca, Kita sudah memasukin bulan November, saya merasa takut, karena pada tanggal delapan belas nanti akan menjadi hari dimana umur saya berkurang dan memasuki kepala dua, benar umur saya nanti genap 20 tahun.

Meskipun banyak orang yang senang akan kehadiran "Birthday" ini, namun lain hal dengan saya, saya mampu untuk memasang topeng bahagia dimuka saya, namun sungguh pilu hati ini sesungguhnya karena masih banyak tugas di dunia ini yang belum saya kerjakan, maka langkah ini menjadi antusias untuk meraih sebelum akhir waktu menjemput kita.

Keinginan sederhana manusia bisa menjadi sangat berat bagi setiap orang yang hanya berharap tanpa ada usaha. Keinginan kaya tapi tidak kerja, keinginan pintar tapi malas, keinginan punya rumah tapi tidak usaha. Itu semua bagai fatamorgana yang membutakan mata hati kita, menutup relung hati bahwa semua itu sudah nasib. Seperti yang sudah pernah saya tekankan pada artikel sebelumnya, nasib itu bukanlah keputusan tuhan dan nasib itu tidaklah buruk, semuanya baik! Mengapa? Karena setiap hidup adalah pilihan, pilihan dari berbagai macam pilihan, dari berbagai variasi, tidak mungkin orang akan mengetahui mana yang benar dan mana yang salah jika kita tidak menjalaninya.

Perumpamaan sederhana, seseorang disuruh memilih antara hitam dan putih pada sebuah baju, pilihannya akan relatif bukan? Maka pilihan itu tidaklah salah ataupun benar. Setiap orang memiliki argumentasi tersendiri, tergantung apa yang pernah dirasakan orang tersebut atau sesuai dengan intelegensi yang dimiliki orang tersebut.

Seperti pelajaran Persepsi yang telah saya dapatkan di bangku kuliah kemarin, pandangan orang itu bagaikan menciptakan suatu realitas sosial. Sekarang simulasi sederhana lagi. Coba anda pikirkan segelas jus jeruk yang melepas dahaga. Banyak orang berfikir tidak akan sama, mungkin dari bentuk gelasnya, atau warnanya, atau rasanya, atau juga sedotannya. Semua itu adalah bentuk persepsi. Hal ini sama dengan antusias setiap orang, membentuk dirinya masing-masing pemiliknya. Contohnya saya memiliki antusias yang tinggi dalam memainkan gitar, namun bagi saya gitar itu adalah makhluk yang sangat sulit untuk dipelajari, mengapa? Karena antusias yang tinggi ini telah menutup jiwa optimistis saya. Akhirnya saya mencoba untuk tidak terlalu antusias dan belajar ala kadarnya, bertahap dan konsisten, akhirnya walaupun untuk konsumsi sendiri, saya bisa mengiringi beberapa buah lagu.

Dari hal di atas bukan berarti antusias tidak dibutuhkan namun harus dikontrol, karena antusias itu juga yang menumbuhkan semangat berapi-api, tapi hati-hati bisa terbakar! Maksudnya anda bisa saja tenggelam tanpa memikirkan lingkungan anda.

Kini pesan dari artikel ini, saya hanya ingin memberikan aware bahwa setiap keinginan kita dengan antusiasme yang tinggi bisa menjadi bumerang bagi diri kita, seyogyanya kita mampu mengendalikan dan usahakan itu berguna bagi anda dan sekeliling anda. Semoga ini bisa membuat anda lebih semangat lagi, tetap tersenyum yah kawan :)


Selalu Senyum,
Freddy Yakob

Postingan Populer