Kejenuhan itu Musuh!

Salam pembaca, maaf saya jadi jarang menulis di blog ini selain kuliah yang terus menderu waktu saya, juga mini shop yang sedang saya kerjakan menjadi waktu saya terpelanting kemana-mana. Kini mulai lagi tulisan saya yah :)



Kejenuhan merupakan hal yang lumrah dan merupakan hak yang pasti akan dipenuhi baik itu diminta maupun sekalinya ditolak. Kejenuhan itu banyak faktornya dan juga banyak dampaknya. Kejenuhan akan rumah, akan pekerjaan, akan hobi, bahkan kejenuhan akan pasangan. Dapat dipastikan kejenuhan akan mengurangi kuantitas senyum kita, namun hal tersebut perlu di antisipasi sesegera mungkin.


Setiap langkah dalam kehidupan tidaklah statis, karena manusia bersifat dinamis, terus berubah, hanya orang gila saja yang statis, memutar-mutar jalannya disitu tanpa perubahan, diam membisu tanpa perubahan bahkan tertawa pun hambar tak berubah. Disinilah lahir namanya mood atau keadaan yang menyakinkan kita untuk melakukan sesuatu.


Sering kali kita menyalahkan mood akan usaha kita selama ini, bahkan ibadah sendiri menjadi korban “kambing hitam” mood ini. Mood yang tidak enak tidaklah berbeda dengan jenuh, bosan. Lalu harus apa sih yang kita lakukan?

Tahap pertama kita kembali me-refresh pikiran kita dengan menarik nafas panjang yang baik, pejamkan mata coba untuk mengukur seberapa penting usaha kita saat ini, apakah mungkin menjadi sebuah kejenuhan akan menyelesaikan pekerjaan atau hubungan kita? Jelas tidak, bahkan itu akan menggerogoti perlahan semangat kita. Putus asa. Coba berfikir jernih lakukan yang terbaik sampai akhir, bayangkan saja, setan saja tidak putus asa untuk mengganggu manusia!


Tahap kedua coba segarkan wajah atau cubit badan kita sendiri sekedar member kejutan alamiah sehingga badan kita tidak gontai oleh kejenuhan. Tanamkan jiwa kalian yang semangat tadi menjadi berlipat-lipat. Ingatlah, siapa yang menanam dia pulalah yang memetiknya, sama seperti yang dikatakan novelis Negeri 5 Menara, Man Jadda Wajadda, siapa yang bersungguh-sungguh dialah yang berhasil.


Tahap terakhir, lakukan ini dengan ikhlas, mungkin hasil tidak akan langsung hadir dihadapan kita tapi lihatlah seorang petani, jika dia tidak mulai menggarap sawah hingga menanam benih, mana mungkin adanya beras dalam lahannya, bahkan hasilnya itu tidak menyenangkan petani sendiri bisa menyenangkan orang lain, berkat dia semua orang bisa kenyang.


Maka kejenuhan bukanlah teman yang baik walaupun hal yang sering dijumpai. Ingat saja kawan, setan saja tidak jenuh menggangu manusia. Semakin kita mengurangi jatah “jenuh” hadir dalam kehidupan kita semakin terbuka lebar senyum kita merekah ke seluruh pelosok dunia. Menjadi pribadi yang periang bukan perkara sulit tapi menjadi pribadi yang “selalu” periang itu menjadi tantangan tersendiri bagi kita.
Salam Senyum,
Freddy Yakob

Postingan Populer