Redam Amarahmu

Amarah tentu sikap yang pasti dan memang harus dimiliki oleh setiap manusia. Tidak heran jika manusia memiliki sisi baik dan sisi buruk karena kemarahan itu bukan penyakit atau kebiasaan buruk namun memang kebutuhan. Kenapa? Contoh saja seorang pegawai yang selalu salah dimarahi oleh atasannya apakah mungkin jika didiamkan tidak dimarahi akan berubah dan memperbaiki diri?


Topik yang diangkat pada tulisan ini adalah tentang Marah! Teriak, mimik muka meruncing, kulit muka berubah merah, intonasi suaranya pun tinggi, dan dengan segala urat-urat kencang dimuka menambah seramnya wajah orang yang marah. Lalu apa sih penyebabnya? Simple saja bagi saya, karena pengendalian emosi yang kurang terkontrol atau juga karena sebuah kekurangan diri kita yang tidak di akui!

Seperti dalam ilmu psikologi, Id, Ego, dan Superego bermain dalam mempengaruhi sikap dan perilaku manusia, dalam hal ini Superego selaku satpam atas semua keinginan kalah dengan ego negative yang besar. Maksudnya ada rasa yang ingin meluapkan isi hatinya dengan tegas dan keras. Itu saja kok! Namun memang pada realitanya banyak macam orang mengungkapkan rasa hatinya, ingat kawan, marah juga merupakan bagian dari hati.
Nah yang kedua ini, tidak mengakui adanya kekurangan di dalam diri kita, hal ini yang sedikit orang sadar bahwa mereka marah sebenarnya ada penolakan dalam diri mereka. Mereka tidak mau dicap jelek atau di bilang tidak mampu karena itu kadang mereka marah. Padahal yang menanam benih kemarahan itu sendiri adalah dirinya, maka dia juga yang memetik marah itu. Gengsi, itulah sebab utamanya.

Gengsi menjadi faktor penting dalam pengendalian emosi kita, “daripada malu lebih baik marah demi menjaga harga diri kita” itu yang sering dilafalkan orang gengsi. Disini mari kita renungkan pada diri kita, sudah seberapa penuh ktia mengontrol diri kita sendiri. Semakin banyak hal negative yang masuk perlu di atur dengan baik, dan segala apapun tekanan yang masuk perlu ditandaskan habis tanpa menunda-nunda. Jadi kemungkinan marah akan semakin kecil.

Jadi amarah itu sebenarnya perlu atau tidak? Bagi saya, amarah perlu pada tempatnya, untuk mengingatkan, memperingatkan atau membuat orang semakin baik. Bukan untuk mengucilkan, mengejek, bahkan membuat rusuh. Jadi kini ubah amarah mu menjadi senyuman, sesungguhnya dunia ini akan damai dan tentram jika manusia mampu menjaga dirinya sendiri dan tetap tersenyum selama badai kehidupan mengobrak-abrik kepenatan kita. Kita makhluk spektakuler yang diciptakan Tuhan untuk menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri, memimpin hati dari amarah kita. Tetap tersenyum kawan. =)

Selalu Senyum,
Freddy Yakob.

Postingan Populer