Menggugat Dia.

Pertanyaan hidup yang saat ini aku hadapkan adalah tentang kenapa.

Entah rasanya begitu cepat berlalu masa kecil yang penuh dengan keceriaan ringan tanpa beban. Tanpa rasa takut untuk menghadapi hal yang baru. Tapi kini aku merasa seperti terkukung oleh rasa takut yang cukup mencengkram. Tapi kenapa?

Kebebasan finansial dan dapat berkeliling dunia mungkin menjadi salah satu pucuk hidup yang disebut cita-cita. Makanya tidak sulit menyebutkan aku ingin menjadi pilot. Tapi kenapa saat ini harapan itu mulai pudar, dari seorang pemimpi menjadi seorang pengharap. Kenapa?

Banyak orang ingin bercita-cita menempuh pendidikan yang tinggi, aku pun sudah hampir merasakan hal tersebut. Banyak orang uang berharap bisa menggunakan baju perlente dengan beragam aksesoris mahal, aku pun meluncur pada arah sana. Tapi kenapa hati ini terus tidak puas?

Kenapa, kenapa Tuhan menciptakan kosa kata ini. Ingin rasanya menggugat Tuhan. Aku memeluk agamu tidaklah kemarin sore, sejak kecil sudah ku perjuangkan agamamu. Tapi apa benar Engkau memberikan kemudahan bagi orang-orang yang beriman kepada-Mu? Kalau saja pengadilan bisa menghadirkan Engkau, ingin aku gugat Engkau.

Tuhan, belum cukup kah Engkau melihat hamba-MU yang bersimpuh selalu dihadapkan dengan masalah?

Menggugat Tuhan adalah sebuah hal yang akan dicemooh banyak orang. Menggugat Tuhan hanya akan menjadi cercaan yang banyak orang katakan. Menggugat Tuhan adalah sia-sia, karena Engkaulah yang Maha Adil yang mampu mengadili semua makhluknya.

Aku kini berselimut dengan cemburu, iri, dan dengki. Aku jauh dari harapan mencintai-MU. Aku telah tergila-gila dengan dunia. Aku merasakan banyak hal yang ditutupi dengan kesenangan maya-Mu ini. Kalau saja bisa kutemukan Engkau, aku akan menggugat Engkau, kenapa yang terbaik dari-MU dan yang terburuk hanya dari manusia seperti aku?

Maaf kan aku ya Rabb, engkaulah yang selalu benar dan aku yang betul. Karena hanya Engkaulah yang melakukan sebuah Kebenaran, dan aku hanyalah Kebetulan.

Postingan Populer