Perbedaan Menyatu

Salah satu kitab agama mengatakan, 

"Allah menciptakan kita bersuku-suku, berbangsa-bangsa agar saling mengenal."

Sungguh luar biasa kalimat tersebut. Bayangkan saja sebuah perbedaan bukanlah menjadi halangan untuk bersatu apalagi untuk saling berperang namun untuk saling mengenal. Bayangkan bila semua manusia disama-ratakan, niscaya manusia tidak akan saling mengenal, karena pasti sulit membedakan satu dengan yang lainnya.

Dalam artikel ini saya ingin memberikan satu cara yang pastinya itu adalah SENYUM, sebagai alat untuk mempersatukan yang berbeda-beda. Seperti artikel sebelumnya yang menuliskan bahwa Miracle Senyum itu sangatlah luar biasa. Masyarakat yang anonim (tidak mengenal) dan heterogen (berbeda-beda) ini dapat bersatu padu menciptakan warna di dunia. Makanya melalui artikel saya ingin memberikan gambaran umum mengenai senyum itu menyatukan perbedaan.

Kehidupan ini bukanlah milik individu itu saja, ingatlah manusia di dunia ini tidaklah hidup dengan satu budaya saja. Dalam bentuk pemerintahan saja ada dibagi 2: Liberal (bebas) dan Komunis (teratur). Belum lagi dari perspektif agama, suku, dan masih banyak lagi yang menciptakan benar-benar masyarakat itu beraneka rupa. Untuk menghadapinya memanglah tidak semudah kelihatannya, bayangkan konflik antara Israel dan Palestina, Iran dengan Amerika, dan masih banyak lagi.

Saya  memiliki satu cara efektif yaitu dengan senyum, bayangkan penuhnya masyarakat dunia dengan senyuman mereka. Bahkan saat ini di Afrika lagi bertebar senyum hampir masyarakat dunia, karena World Cup 2010. Variasi bentuk senyuman yang dibawa oleh orang-orang yang jelas-jelas sangat beraneka ragam. Ada yang putih, ada yang hitam, ada yang gendut, ada yang kurus, dan lain sebagainya.

Saya memiliki sedikit cerita:

"Siang itu panas sekali membakar kulit, berdirilah seorang laki-laki paruh baya yang bercirikan kulit hitam, kurung, dan agak tinggi sambil membawa Al-Qur'an. Dalam langkahnya menuju masjid, banyak dijumpai orang-orang yang berbeda. Laki-laki itu senyum setiap ada orang yang dilewatinya dan kebetulan melintas seorang Pastur dan laki-laki tersebut tetap tersenyum. Pastur pun membalas dengan senyuman. Sang pastur ini berjalan ke arah yang berlawanan hingga ditemuilah gadis cantik jelita, dan tersenyumlah gadis tersebut. Lalu sang Pastur melewatinya dan sang gadis ini ternyata dijemput oleh ayahnya, tersenyumlah dia kepada ayahnya. Berangkat pulang lah si gadis, lalu ditengah jalan bertemulah ayahnya si gadis dengan temannya, lalu mereka bertegur dan saling tersenyum, lalu teman ayahnya tersebut pergi kepasar, dan tersenyumlah kepada penjual, dan begitu seterusnya."

Maknanya hanya satu yaitu mereka saling mengenal satu sama lain hanya karena senyuman padahal dari segi latar kehidupannya berbeda. Bayangkan saja andai sang laki-laki hitam tersebut tidak tersenyum tapi berwajah musam, maka ceritanya akan berubah. Bisa dibayangkan kalau saja musam mungkin sang Pastur bisa saja jatuh atau ayah si gadis tidak konsentrasi dengan jalannya dan teman ayahnya mungkin akan tidak akur dengan penjual. Namun cerita ini lain. Awalnya senyum dan akhirnya senyum, itulah konsep dari artikel ini. karena saling senyum itu menjadikan kita saling mengenal satu sama lain.

Saya menginginkan kedamaian dan kedamaian identik dengan senyuman. Maka tebarlah senyum saat ini juga, buatlah orang lain bahagia karena tidak ada yang lebih menyenangkan selain membuat orang lain bisa tersenyum ceria.


Salam Senyum,
Freddy Yakob

Postingan Populer