Anak dan Generasi Masif



Mendengar kata Masif jadi teringat dengan gerakan massa yang sempat melumpukan Indonesia pada tahun 1998. Gerakan masif tersebut dilakukan secara terang-terangan dan hebatnya ini terjadi diseluruh wilayah Indonesia. Lalu apa sih itu Generasi Masif?

Teknologi berkembang, ibarat kata dari jaman onta ke jaman toyota, dari jaman kompor api sekarang sudah menjadi kompor listrik. Sudah banyak menceritakan betapa hebatnya teknologi mempengaruhi gaya hidup dan perilaku manusia. bahkan tak sedikit saat ini Universitas yang menawarkan pendidikan Teknologi Informasi sebagai salah pilihan faforit para pelajar saat ini.

Disaat berbicara mengenai teknologi, hal yang paling nyata adalah hilangnya Jarak dan Waktu. Jarak artinya sudah tidak ada lagi alasan jauh tidak dapat berhubungan. Bayangkan saja di balik Indonesia ini ada Amerika yang informasinya bisa kita dapatkan hitungan detik. Sedangkan waktu juga merupakan hal yang berkaitan dengan putusnya jarak, yakni kapan pun setiap orang yang memiliki akses dapat menembusnya. Walaupun di Amerika malam hari, akan tersampaikan di Indonesia dengan lagtime hanya hitungan detik, atau bahkan kalau memiliki akses yang sangat baik dapat dilakukan secara real time! Hebatnya teknologi.

Lalu apa yang akan dibahas disini?

 Hari ini merupakan Hari Anak Nasional. Hari dimana kalau saja anak-anak ini mengerti mereka akan demo di depan HI untuk menurunkan harga mainan (haha). Sederhananya begini, hari anak ini merupakan momentum untuk kita para remaja dan dewasa agar lebih memperhatikan bagaimana anak kita nanti. Terutama hubungannya dengan penggunaan teknologi.

Dari kecil bahkan masih dibawah satu tahun tak jarang para orangtua menjejali dengan gadget, baik itu layar sentuh atau masih menggunakan keyboard qwerty. Artinya secara tidak langsung orangtua membuka keran kebebasan akan informasi. Apakah itu baik? Sama seperti hanya dua sisi koin, selalu ada yang baik dan ada yang buruk. 

Media sosial merupakan salah satu produk teknologi, ini sebenarnya fokus bahasan yang akan diangkat. Menggunakan facebook, twitter, path, atau semacamnya menjadi hal yang paling diminati baik anak-anak maupun dewasa. Nah masalahnya disini fitur SHARE menjadi hal yang mudah dan filter akan kebenaran pun menjadi relatif rendah. Alhasil menjadikan banyak gerakan masif yang dilakukan oleh netizen (istilah penduduk dunia maya).

Contoh yang paling nyata Koin Prita, itu merupakan gerakan masif yang luar biasa namun ini dilakukan oleh orang dewasa atar empati. Lalu bagaimana dengan anak-anak? Mereka memang punya hal yang sama dalam mendapatkan informasi, mau buruk atau baik. Titik poin utama adalah kini anak-anak justru menjadikan dunia maya sebagai pencarian dukungan atar perbuatannya. Masif. Melalui fan page yang terstruktur atau group tertentu dapat memberikan suatu persuasif yang sangat tinggi.

Kini tidak heran kita jumpai bahwa dengan menggunakan gadget adalah sebuah kepuasan tersendiri. Hebatnya lagi dunia maya tersebut menjadikan anak-anak mengimplementasikannya ke dalam dunia nyata. Generasi masif yang ikut-ikutan lah yang menjadi ladang bahaya buat nantinya. Hal ini sudah terlihat kan pada pilpres 2014 lalu, betapa mirisnya sesama Indonesia malah saling menghina demi seorang yang kita sendiri pun mungkin tidak mengetahui dibalik topeng itu.

Oleh karena itu pesan yang disampaikan pada tulisan ini, jaga anak-anak kita, biasakan membaca kembali disaat sharing-sharing menjadi sangat mudah. Kita boleh menjadi Generasi Masif untuk Pembangunan Indonesia. Namun bukan gerakan masif yang mengkudeta hal-hal sara, rasis, dan sejenisnya. Mari kembali kepada tujuan bersama bukan malah menghancurkan sesama!

Selalu Senyum,
Freddy Yakob

Postingan Populer