Padahal Cuma Air

Banjir melanda Ibu Pertiwi, kini dia menangis sejadi-jadinya, mungkin sedih melihat rakyatnya yang makin tak beradab dan liar. Maaf kan kami Ibu, karena kami hanyalah orang yang tak pernah mengerti arti setitik air.

Padahal cuma air, tapi lihat bagaimana Ibukota luluh lantah, roda perekonomian tidak efektif dan efisien sebagaimana mestinya. Pengusaha dimana-mana mengalami kerugian, karena produknya hanyut tenggelam atau tersapu oleh air bah coklat.

Padahal cuma air, tapi lihat lah itu, mulai banyak orang kelaparan, kedinginan, bahkan sakit tak terawat di tenda pengungsian, itu pun kalau yang mengungsi, kalau tidak? Ya orang-orang mulai panik saat ini, hujan tak kunjung berhenti, jangan sampai penyakit malah menjangkiti anakmu Ibu Pertiwi.

Padahal cuma air, tapi lagi-lagi pemerintah diuji, entah sampai kapan bencana ini terus menggulir butir demi butir dari langit yang menjadikan kolam manusia di setiap daerahnya. Aduh, mohon Ibu Pertiwi, selamatkan inflasi yang kian meradang ini.

Padahal cuma air, tapi apapun barang milik kita, akan habis oleh air, seperti yang dikatakan filsuf Thales, semua hidup dari air dan kembali menjadi air.

That from which is everything that exists and from which it first becomes and into which it is rendered at last, its substance remaining under it, but transforming in qualities, that they say is the element and principle of things that are. …For it is necessary that there be some nature (φύσις), either one or more than one, from which become the other things of the object being saved... Thales the founder of this type of philosophy says that it is water.

Ya itu dia, padahal kan cuma air.

Selalu Senyum,
Freddy Yakob

Postingan Populer